Dana darurat adalah pos tabungan yang wajib kamu miliki terlebih dulu sebelum memulai menabung atau berinvestasi. Apalagi jika sedang melakukan perencanaan keuangan, dana darurat merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan. Terlebih terkait berapa dana darurat ideal yang perlu kamu kumpulkan.
Baca juga: Perencanaan Keuangan? Emangnya Penting?
Karena walaupun kita telah memiliki anggaran keuangan untuk setiap kebutuhan, tetap saja pada kondisi atau situasi tak terduga kita akan memerlukan sejumlah dana di luar dari anggaran tersebut. Oleh karena itu, dana darurat menjadi hal yang sangat krusial yang perlu disiapkan sejak dini untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang tidak pasti dimasa mendatang.
Pentingnya Dana Darurat
Dana darurat atau emergency fund merupakan dana yang digunakan pada kondisi terdesak atau darurat, yang tidak bisa diatasi dengan anggaran keuangan yang telah ditetapkan karena sifatnya bersifat tidak pasti. Dana ini akan sangat berguna pada saat berada dalam keadaan darurat yang membutuhkan dana yang tidak sedikit.
Misalnya seperti saat sedang ditimpa musibah kecelakaan, rumah kebakaran atau musibah lainnya yang tidak dapat di prediksi terjadinya. Dengan adanya emergency fund tentu kamu tidak akan kebingungan untuk membiayai kebutuhan tersebut. Sehingga kamu juga akan terhindar dari potensi meminta pinjaman atau utang.
Jumlah Dana Darurat Ideal

Pada dasarnya setiap orang memiliki kebutuhan dana darurat yang berbeda-beda. Jika dilihat dari manfaatnya, jumlah emergency fund dapat disesuaikan dengan pengeluaran bulanan secara rutin dan jumlah tanggungan yang dimiliki. Jumlah dana darurat ideal yang disarankan yaitu 3 sampai dengan 9 kali pengeluaran rutin bulanan.
Status | Jumlah Dana Darurat Ideal |
Belum Menikah | 3x pengeluaran rutin bulanan |
Menikah | 6x pengeluaran rutin bulanan |
Menikah & Memiliki anak | 9x pengeluaran rutin bulanan |
Contoh perhitungannya adalah sebagai berikut.
- Jika kamu masih single atau belum menikah dan memiliki pengeluaran bulanan rutin sebesar Rp 3.000.000, maka dana darurat yang perlu dikumpulkan adalah 3 x Rp 3.000.000 = Rp 9.000.000
- Jika kamu sudah menikah dan belum memiliki anak dengan pengeluaran bulanan rutin sebesar Rp 5.000.000, maka dana darurat yang perlu dikumpulkan adalah 6 x Rp 5.000.000 = Rp 30.000.000
- Lalu, jika kamu sudah berkeluarga dan telah memiliki anak dengan pengeluaran rutin bulanan sebesar Rp 7.500.000, maka dana darurat yang perlu dikumpulkan adalah 9 x Rp 7.500.000 = Rp 67.500.000
Lantas, bagaimana cara untuk menyiapkan dana darurat ideal dengan perhitungan tersebut?
Cara Menyiapkan Dana Darurat

Dari perhitungan di atas yang berdasarkan status dan pengeluaran rutin bulanan di atas terlihat bahwa untuk menyiapkan dana darurat ideal tidaklah mudah bahkan tidak bisa hanya dengan bergantung pada penghasilan bulanan saja.
Oleh karena itu, kamu dapat mengumpulkannya dengan cara menyicil sedikit-sedikit. Akan tetapi hal ini tentunya membutuhkan strategi dan harus dibarengi dengan komitmen dan konsistensi yang tinggi.
Kamu bisa memulainya dengan menghitung total penghasilan dan pengeluaranmu. Dari total pendapatan bulanan, cobalah buat alokasi dana berdasarkan persentase kebutuhan.
Misalnya 70% untuk kebutuhan dan hiburan, 10% untuk investasi dan 20% untuk emergency fund. Dalam mengumpulkan dana darurat kamu perlu membuat perencanaan keuangan dengan membuat prioritas kebutuhan. Sebaiknya tunda dulu beberapa pengeluaran yang bersifat kurang penting. Sehingga semakin bisa kamu mengelola pengeluaran, pada akhirnya akan banyak sisa dana yang bisa kamu alokasikan untuk emergency fund.
Semakin cepat terkumpul maka akan semakin baik, jadi kamu bisa mengalokasikan dana untuk tujuan keuangan lainnya. Selanjutnya jika sudah mulai menyicil, pastikan dana darurat yang kamu miliki disimpan pada produk keuangan yang bersifat likuid atau mudah untuk dicairkan. Seperti tabungan rekening khusus yang terpisah dari dana untuk kebutuhan sehari-hari.
Nah, kenapa instrumen investasi kurang disarankan untuk menyimpan dana darurat yaitu karena selain tidak mudah untuk dicairkan, setiap instrumen juga memiliki risiko karenanya nilainya yang naik turun.
Misalnya nih, sobatduit memilih dana darurat disimpan pada investasi emas. Tiba-tiba saat kamu lagi butuh dana tersebut nilainya lagi turun, jadinya rugi deh, kamu terpaksa harus menjualnya dengan nilai yang lebih kecil dari harga beli.
Akan tetapi, kamu bisa saja menyimpan emergency fund pada instrumen investasi yang likuid dan memiliki risiko yang relatif rendah seperti deposito dan reksadana. Intinya tidak perlu buru-buru, kamu hanya perlu melakukan pengelolaan keuangan yang cermat dan bijak, persiapkan dana darurat ideal secara disiplin dengan komitmen yang tinggi. Agar nantinya kamu kapan saja situasi-situasi darurat terjadi, kamu sudah siap menghadapinya.